Jumat, 23 Januari 2009

Kabar dari Sukolilo, Pati, Jawa Tengah

Rabu, 21 Januari 2009; kaum perempuan warga Kedu, Puri, Ndogan, Curug dan beberapa desa sekitarnya menggelar aksi ingin menemui Lurah berkaitan dengan Lemah Bengkok atau tanah kas desa. Aksi itu dipicu isu yang berkembang bahwa Lurah akan menjual Lemah Bengkok kepada pihak PT. Semen Gresik, Tbk dan warga diharuskan menyetujui kehadiran PT. Semen Gresik, Tbk yang akan membangun pabrik dan menambang bahan baku semen di daerah itu. Lurah juga menyatakan bahwa semua warga Kedumulyo sudah setuju dengan Pembangunan Pabrik Semen Gresik di wilayah Kedumulyo, Sukolilo.

Kedatangan massa aksi disambut oleh beberapa perangkat desa. Sedangkan Lurah sendiri tidak bersedia menemui massa aksi dan tidak diketahui kabar keberadaannya. Walaupun kecewa, massa aksi tetap menyuarakan tuntutannya; Tolak Pembangunan Pabrik Semen Gresik dan menuntut supaya Lurah harus berembug dulu dengan warga berkaitan dengan Lemah Bengkok dan Pabrik Semen Gresik. Lurah tidak boleh memutuskan secara sepihak berbagai hal yang berkaitan dengan pembangunan Pabrik Semen Gresik.

Isu yang berkembang dan cukup meresahkan warga adalah lemah bengkok sudah dijual dan uangnya sudah ditransfer tersimpan di Bank. Uang itu akan digunakan untuk membayar Lurah periode mendatang, selain itu warga juga diiming-imingi bantuan-bantuan. Alasan bahwa uang itu untuk membayar Lurah periode mendatang jelas-jelas sangat tidak rasional dan tidak bisa diterima oleh nalar warga yang rata-rata kehidupan sehari-harinya bertani. Warga sadar betul bahwa mereka akan dibodohi oleh Lurah dan menolak berbagai tawaran bantuan itu. Mereka tahu kalau urusan membayar Lurah yang akan datang bukanlah urusan Lurah saat ini.

Aksi berlangsung damai dan diakhiri dengan mengucapkan janji warga bahwa mereka akan datang lagi menemui Lurah jika dalam kurun waktu lima hari Lurah tidak memberikan penjelasan kepeda warga dan tidak membuat rembug warga. Semangat warga untuk melakukan Penolakan Pembangunan Pabrik Semen tetap menyala-nyala dan tetap tidak membuka ruang negosiasi sedikitpun dengan PT. Semen Gresik, Tbk. Sekali Tolak Tetap Tolak!

Kamis, 22 Januari 2009, pagi; ada rombongan dari Pabrik Semen Gresik menggunakan 7 mobil akan melakukan peninjauan ke calon lokasi pembangunan Pabrik Semen Gresik di daerah Kedumulyo, Sukolilo. Sebelum masuk ke lokasi rombongan itu sudah diperingatkan oleh beberapa warga supaya tidak masuk ke desa tetapi rombongan itu tetap nekat memaksa masuk. Warga yang merasa peringatannya tidak digubris akhirnya memblokade jalan masuk desa. Warga yang sebagian besar perempuan dan anak-anak semakin siang semakin bertambah banyak hingga melibatkan solidaritas dari warga tetangga desa.

Pukul 11:00 wibb, Satuan Brimob dari Polres Pati didatangkan ke lokasi untuk membantu aparat dari Polsek Sukolilo dan Koramil Sukolilo yang sudah lebih dahulu berada di lokasi, warga tetap bertahan dan semakin memperkuat barisan. Dukungan solidaritas dari warga tetangga desa semakin menambah semangat warga Kedumulyo. Warga menuntut supaya Lurah menemui mereka dan meyatakan Tolak Pembangunan Pabrik Semen. Selain itu warga juga menuntut supaya Lurah melakukan rembug warga yang berkaitan dengan berbagai hal seputar pembangunan Pabrik Semen. Camat, pihak Polsek, pihak Polres dan pihak Koramil melakukan negosiasi dengan warga dan menemui Lurah tetapi Lurah tetap tidak mau menemui warga.

Kira-kira Pukul 18:45 wibb, Aparat mulai merengsak dan membubarkan blokade warga. Peserta aksi yang rata-rata kaum perempuan dan anak-anak dipukuli tanpa ampun oleh aparat yang beringas. Beberapa warga laki-laki di lokasi yang berusaha menengahi juga tak luput dari hajaran aparat. Bentrok tidak dapat dihindari lagi, warga membalas represi aparat dengan lemparan batu dan aparat memberikan tembakan peringatan. Korban mulai berjatuhan dari pihak warga yang tidak siap menghadapi represifitas aparat dan beberapa warga langsung ditangkap. Beberapa mobil Tim Semen Gresik rusak terkena lemparan batu. Tindakan aparat Polres Pati yang arogan dalam melakukan pengamanan aksi menjadi pemicu utama terjadinya bentrokan.

Nama-nama korban yang ditangkap aparat dan ditahan di Polres Pati hingga saat ini:

  1. Gunarto, warga Kalioso, Undaan, Kudus
  2. Alim, warga Tengahan, Sukolilo, Pati
  3. Darto, warga Kedumulyo, Sukolilo, Pati
  4. Kamsi, warga Kedumulyo, Sukolilo, Pati
  5. Wanto, warga Nggaliran, Sukolilo, Pati
  6. Yainul, warga Jimbaran, Kayen, Pati
  7. Sunarto, warga Curug, Sukolilo, Pati
  8. Sukarman, warga Jimbaran, Kayen, Pati
  9. Sutikno, warga Bowong, Sukolilo, Pati

Kesembilan orang warga yang ditahan masih dalam proses penyidikan.

Situasi yang memanas akhir-akhir ini dipicu oleh pernyataan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo yang menyatakan bahwa Pabrik Semen Gresik akan segera didirikan di Sukolilo, Pati, Jawa Tengah. Ditambah lagi Bibit Waluyo juga menyatakan bahwa SK Gubernur sudah dibuat dan Amdal yang dibuat oleh UNDIP Semarang sudah sesuai dengan persyaratan tidak mengganggu lingkungan. Proses pembebasan lahan dan Pembangunan Pabrik Semen segera dapat dimulai bulan Januari ini. Beberapa hari setelah pernyataan itu dikeluarkan ada beberapa warga Sukolilo diundang dan setelah mendengar pejelasan dari warga, Bibit Waluyo bersedia melakukan penelitian ulang berkaitan dengan proses pembuatan Amdal. Tetapi hingga detik ini janji itu tidak pernah terealisasi. Keberpihakan aparatus pemerintahan dari tingkat provinsi hingga desa kepada PT. Semen Gresik, Tbk menjadi semakin jelas. Dan semangat Tolak Pabrik Semen di Pegunungan Kendeng akan terus dikobarkan.


Yogyakarta, 23 Januari 2009

Tidak ada komentar: